Satria Taman Bali: Jejak Leluhur dan Mata Air Suci

Di tanah Bali yang kaya akan sejarah dan tradisi, terukir sebuah kisah tentang para ksatria dan tokoh suci yang jejaknya masih terasa hingga kini. Kisah ini bermula dari silsilah leluhur yang dikenal sebagai Satria Taman Bali. Babad Ksatria Taman Bali, yang ditulis dalam bahasa Bali tengahan dengan sentuhan Jawa Kuna dan Sansekerta, menjadi saksi bisu perjalanan panjang mereka.
 
Pada tahun 1350, datanglah Danghyang Subali dan Danghyang Jaya Rembat ke Bali, mendampingi Shri Kresna Kepakisan. Danghyang Subali, seorang tokoh yang dihormati, menurunkan seorang putri bernama Ni Dewi Njung Asti. Kelahiran Ni Dewi Njung Asti dikaitkan dengan mata air suci Tirta Harum, sebuah tempat yang memancarkan kedamaian dan keberkahan.
 
Takdir mempertemukan Ni Dewi Njung Asti dengan Shri Wijaya Rajasa. Dari pertemuan mereka, lahirlah Sang Angga Tirta. Keturunan Sang Angga Tirta inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Satria Taman Bali. Mereka adalah para ksatria yang menjaga tanah Bali dengan keberanian dan kebijaksanaan.
 
Di masa pemerintahan Dalem Waturenggong, putra-putra Sang Angga Tirta diberi kepercayaan untuk memimpin wilayah-wilayah penting. Mereka ditempatkan sebagai penguasa di Taman Bali dan Nyalian, menjalankan pemerintahan dengan adil dan bijaksana.
 
Waktu terus berlalu, dan keturunan Satria Taman Bali menyebar ke berbagai desa di seluruh Bali. Mereka membentuk kelompok-kelompok kekerabatan (dadia), menjaga tradisi dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur mereka.
 
Pada tahun 1995, sebuah organisasi kekerabatan bernama Pasemetonan Maha Gotra Tirta Harum (MGTH) dibentuk. Organisasi ini menjadi wadah bagi keturunan Satria Taman Bali untuk bersatu, melestarikan warisan budaya, dan mempererat tali persaudaraan.
 
Kisah Satria Taman Bali adalah kisah tentang keberanian, kebijaksanaan, dan kesetiaan pada tanah air. Jejak mereka dapat ditemukan di berbagai sudut Bali, dari pura-pura kuno hingga mata air suci. Mereka adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah Bali, dan warisan mereka akan terus hidup dalam hati setiap generasi.
 
Dengan demikian, Satria Taman Bali bukan hanya sekadar nama, tetapi juga simbol dari semangat kepahlawanan dan kecintaan pada tanah Bali yang abadi.

Komentar

Postingan Populer