Pasek Tohjiwa: Kisah Keberanian, Spiritualitas, dan Warisan Budaya Bali
Di jantung pulau Bali, terukir kisah tentang Pasek Tohjiwa, seorang tokoh yang namanya harum dalam sejarah dan budaya. Kisahnya adalah perpaduan antara keberanian melawan penindasan, spiritualitas yang mendalam, dan warisan budaya yang terus dilestarikan hingga kini.
Pasek Tohjiwa, yang juga dikenal sebagai Ki Pasek Badak atau Pangeran Tohjiwa, adalah seorang pemimpin sakti yang berkedudukan di wilayah selatan Desa Buduk. Pada masa itu, Raja Mengwi berambisi untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Namun, Ki Pasek Badak dengan tegas menolak menyerahkan wilayahnya, yang kemudian memicu pertempuran sengit.
Meskipun gagah berani, Ki Pasek Badak akhirnya mengakui kekalahannya. Namun, ia mengajukan syarat yang unik: agar ada anggota kerajaan yang kelak menyembahnya. Syarat ini mencerminkan keyakinan spiritualnya yang mendalam dan keinginannya untuk tetap dihormati oleh generasi mendatang.
Setelah Ki Pasek Badak gugur, para pengikutnya melarikan diri hingga ke Kekeran, tepatnya di Banjar Delod Yeh. Mereka kemudian dikenal sebagai "Terehan Pasek Tohjiwa" dan menjadi cikal bakal berdirinya Pura Pasek Tohjiwa di Banjar Delod Yeh. Pura ini menjadi pusat spiritual bagi keturunan Pasek Tohjiwa dan simbol penghormatan terhadap leluhur mereka.
Pura Pasek Tohjiwa memiliki struktur yang khas, terdiri dari Utama Mandala (tempat pelinggih dan bangunan suci untuk para dewa) dan Madya Mandala (dengan Bale Kulkul di selatan dan Bale Gong di utara untuk upacara). Pura ini dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Delod Yeh, yang dengan bangga mewariskan kisah Pasek Tohjiwa kepada generasi muda.
Kisah Pasek Tohjiwa tidak hanya hidup dalam pura, tetapi juga dalam tradisi dan budaya Desa Tohjiwa. Desa ini memiliki tradisi unik, seperti larangan mengarak ogoh-ogoh saat malam Pengerupukan, untuk menjaga ketenangan desa yang dianggap sebagai tempat bersemayamnya para dewa. Selain itu, Desa Tohjiwa juga memiliki empat Pura Dalem di setiap sudut desa, yang didedikasikan untuk Dewa Siwa, mencerminkan ikatan spiritual yang kuat masyarakatnya.
Pura Kawitan Pasek Tohjiwa menjadi tempat pemujaan bagi atma siddha dewata, sebagai bentuk penghormatan terhadap garis keluarga Pasek Tohjiwa. Keturunan Pangeran Tohjiwa tersebar di berbagai daerah, seperti Tanggun Titi, Panataran, Pajahan, dan lainnya. Mereka memiliki peran penting dalam menjaga tradisi dan budaya Bali, serta berkontribusi dalam pembangunan desa dan wilayahnya.
Kisah Pasek Tohjiwa adalah cerminan dari keberanian, spiritualitas, dan warisan budaya Bali yang kaya. Ia adalah simbol perlawanan terhadap penindasan, penghormatan terhadap leluhur, dan pelestarian tradisi. Kisahnya terus hidup dalam pura, tradisi, dan keturunan yang menghormati nilai-nilai spiritual dan budaya. Pasek Tohjiwa adalah inspirasi bagi kita semua untuk terus menjaga warisan leluhur dan membangun masa depan yang lebih baik.
Komentar
Posting Komentar