Asal Usul Dadia Pasek Gelgel Baturingit di Tejakula
Pada zaman dahulu, di tanah Bali yang kaya akan budaya dan sejarah, ada seorang ksatria yang sangat dihormati oleh masyarakat. Namanya adalah Pasek Gelgel Pegatepan, seorang bangsawan dan pahlawan yang berasal dari Banjar Pasek-Tista, Karangasem. Pasek Gelgel Pegatepan dikenal sebagai sosok yang berani dan bijaksana, serta memiliki kemampuan luar biasa dalam hal strategi dan bela diri. Kekuatan dan kebijaksanaannya membuatnya sangat dihormati oleh masyarakat di sekitarnya, dan ia pun menjadi pemimpin yang dihormati di tanah kelahirannya.
Pada suatu masa, Pasek Gelgel Pegatepan merasa terpanggil untuk melakukan perjalanan jauh, untuk mencari petunjuk dan berkah bagi keturunannya. Perjalanan panjang ini membawanya ke sebuah tempat yang dikenal dengan nama Baturingit. Di sana, ia bertemu dengan orang-orang yang memiliki kebijaksanaan dan pengetahuan yang sangat dalam tentang kehidupan dan dunia roh. Dengan bantuan mereka, Pasek Gelgel membangun sebuah kawitan atau garis keturunan yang kelak dikenal dengan nama Kawitan Pasek Gelgel Baturingit.
Pasek Gelgel Pegatepan menikah dan memiliki keturunan yang kemudian menjadi pemimpin dan tokoh terhormat di Baturingit. Keturunan ini terus melanjutkan warisan kebijaksanaan dan kekuatan yang dimiliki oleh Pasek Gelgel, serta menjaga kehormatan kawitan tersebut dengan penuh tanggung jawab.
Namun, tak lama setelah kawitan ini berdiri, sebuah bencana alam besar terjadi. Gempa bumi yang dahsyat melanda wilayah Baturingit, disertai dengan letusan gunung berapi yang menghancurkan banyak desa dan ladang. Masyarakat Baturingit, termasuk keluarga besar Pasek Gelgel, merasa terancam oleh bencana tersebut. Banyak dari mereka yang kehilangan rumah, harta benda, bahkan nyawa. Dalam keadaan yang penuh penderitaan ini, Wangsa Pasek Gelgel Baturingit memutuskan untuk mengungsi dan mencari tempat yang lebih aman untuk bertahan hidup.
Perjalanan mereka kemudian membawa mereka ke Tejakula, sebuah desa yang terletak di pesisir utara Bali. Di sini, mereka menemukan tempat yang aman dan subur untuk membangun kehidupan baru. Mereka mendirikan sebuah merajan, tempat pemujaan bagi leluhur dan sumber kekuatan spiritual, yang diberi nama Merajan Pasek Gelgel Baturingit. Di merajan inilah, mereka memuja dan menghormati leluhur mereka, khususnya Pasek Gelgel Pegatepan, yang dianggap sebagai pelindung dan pengarah hidup bagi keturunannya.
Masyarakat Tejakula pun menyambut mereka dengan hangat, dan Wangsa Pasek Gelgel Baturingit mulai menetap dan berkembang di sana. Mereka menjaga adat dan tradisi yang telah diwariskan oleh Pasek Gelgel, serta terus berperan aktif dalam kehidupan sosial dan budaya setempat.
Salah satu bukti sejarah yang masih bisa ditemukan hingga kini adalah sebuah prasasti tembaga yang tertulis oleh Jero Dalang Nyoman Sudana, seorang tokoh terkemuka dan ahli di bidang Babad. Prasasti ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang keluarga ini, yang berisi catatan tentang asal-usul mereka, perjalanan mereka dari Baturingit ke Tejakula, serta pentingnya Merajan Pasek Gelgel Baturingit sebagai tempat suci bagi keturunan mereka.
Hingga saat ini, Wangsa Pasek Gelgel Baturingit tetap eksis di Tejakula, menjaga tradisi dan warisan leluhur mereka. Mereka tidak hanya dikenal sebagai keturunan yang bijaksana dan memiliki darah ksatria, tetapi juga sebagai penjaga nilai-nilai luhur yang diwariskan turun-temurun. Merajan Pasek Gelgel Baturingit masih berdiri kokoh, menjadi pusat spiritual bagi masyarakat setempat, dan menjadi simbol kebanggaan bagi seluruh keturunan Wangsa Pasek Gelgel Pegatepan atau Baturingit.
Akhir Kata
Cerita tentang asal usul Dadia Pasak Gelgel Baturingit ini bukan sekadar kisah sejarah, tetapi juga merupakan pengingat akan keteguhan hati, perjuangan, dan semangat untuk terus melestarikan warisan budaya dan spiritual. Dari Baturingit ke Tejakula, kisah ini terus hidup dalam ingatan dan hati masyarakat yang menghormati dan memuliakan para leluhur mereka. Dengan adanya prasasti tembaga yang ditulis oleh Jero Dalang Nyoman Sudana, sejarah ini akan tetap dikenang dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Komentar
Posting Komentar