Dalem Tarukan.

Di tahun 1272, Sri Aji Dalem Kresna Kepakisan memerintah Bali tepatnya di Puri Samprangan, Gianyar. Beliau memiliki lima orang anak yang masing-masing memiliki jalan takdirnya sendiri. Diantaranya Dalem Samprangan, Dalem Tarukan, Dewa Ayu Wana, Dalem Ketut Ngelusir, dan Dewa Tegal Besung.

Waktu berlalu, Dalem Tarukan tumbuh menjadi seorang pria dewasa yang penuh tanggung jawab. Beliau memutuskan untuk membangun puri sendiri di Tarukan, sebuah daerah yang terletak di Pejeng, Gianyar. Puri itu menjadi simbol kekuasaannya dan tempat tinggal bagi para pengikutnya.
 
Suatu hari, takdir membawa seorang anak laki-laki ke dalam kehidupan Dalem Tarukan. Anak itu bernama Rakriyan Kuda Pinandang Kajar, putra dari Dalem Blambangan. Dalem Tarukan yang saat itu belum memiliki putra, beliau mengangkat Rakriyan Kuda Pinandang Kajar sebagai putranya. Beliau menyayanginya seperti anak sendiri dan mendidiknya dengan penuh kasih.
 
Namun, kedamaian itu tidak berlangsung lama. Sebuah kejadian yang tidak dijelaskan memicu kemarahan Dalem Samprangan, sang raja. Tanpa ampun, Dalem Samprangan mengirimkan pasukan untuk menyerang Puri Pejeng, tempat Dalem Tarukan tinggal. Dalem Tarukan, yang tidak ingin terjadi pertumpahan darah, memutuskan untuk mengungsi.
 
Bersama para pengikut setianya, Dalem Tarukan meninggalkan Puri Pejeng dan mencari perlindungan di desa-desa yang terletak di pegunungan. Perjalanan mereka penuh dengan tantangan dan kesulitan. Mereka harus melewati hutan belantara, mendaki gunung terjal, dan menghadapi berbagai rintangan alam. Namun, semangat mereka tidak pernah padam. Mereka percaya bahwa di balik kesulitan ini, ada tujuan yang lebih besar.
 
Pengungsian ini membawa mereka ke Desa Pulasari, yang terletak di Peninjauan, Tembuku, Bangli. Di tempat inilah, Dalem Tarukan dan para pengikutnya menemukan kedamaian dan ketenangan. Mereka membangun kembali kehidupan mereka dan melanjutkan tradisi spiritual mereka.
 
Sebagai penghormatan kepada Dalem Tarukan dan perjalanan panjang mereka, sebuah pura didirikan di Desa Pulasari. Pura itu diberi nama Pura Padharman pusat Ida Bhatara Dalem Tarukan. Pura ini menjadi pusat pemujaan dan pengingat akan sejarah perjalanan Dalem Tarukan dan para pengikutnya.
 
Kisah Dalem Tarukan adalah kisah tentang keberanian, pengorbanan, dan keteguhan iman. Meskipun ia harus menghadapi pengungsian dan kesulitan, ia tidak pernah menyerah pada takdirnya. Ia terus berjuang untuk kebenaran dan keadilan, dan warisannya terus hidup hingga kini. Pura Padharman pusat Ida Bhatara Dalem Tarukan menjadi saksi bisu dari perjalanan panjangnya dan menjadi tempat bagi para pengikutnya untuk mengenang dan menghormatinya.

.

Komentar

Postingan Populer