Pungkusan Pasek Yang Berhubungan Dengan Nama Daerah Atau Desa Di BALI

Dalam Pasemetonan Pasek Sanak Sapta Rsi ada istilah nama Pungkusan atau  Nama  Panggilan  dan mungkin juga ada dalam Pasemetonan yang lain. Dan Nama Pungkusan Pasek sangat banyak dipengaruhi oleh nama tempat dan mungkin juga ada memberikan nama suatu Tempat menjadi nama Banjar atau Desa. Diantaranya adalah Pasek Tangguntiti. Pasek Tangguntiti adalah Keturunan Ida Mpu Ketek. Terciptanya Pungkusan Pasek Tangguntiti dilatari Sejarah Pembuatan Titi atau Jembatan  yang mana saat Keturunan Ki Pasek Tohjiwa dari Desa Pangkung Tibah membuat Jembatan untuk melewati Sungai Hoo Daerah Tabanan dalam rangka mencari Pemukiman baru. 

Karena Jembatan yang dibikin sudah menyentuh Ujung atau Tanggu, daerah yang dituju akhirnya diberi nama  Tangguntiti yang berasal dari Ujung ( Tanggu ) dan Jembatan ( Titi ) atau Ujung Jembatan. Lama kelamaan Preti Sentana Ki Pasek Tohjiwa menggunakan Pungkusan Pasek Tangguntiti. 

Berikutnya adalah Pasek Sorga. Pasek Sorga atau Sogra adalah Keturunan Ida Mpu Kananda. Nama pungkusan Pasek Sogra mungkin berhubungan dengan nama Banjar Sogra.

Selanjutnya adalah Pasek Pidpid. Pasek Pidpid adalah Keturunan Ida Mpu Wiradnyana yang kesah ke Desa Pidpid. Nama Desa Pidpid mungkin timbul karena adanya Pohon Pidpid yang tumbuh disana.

Pasek Gelgel Songan. Pasek Gelgel adalah Keturunan Ida Mpu Withadarma. Pungkusan Pasek Gelgel dilatari dari berdiamnya Kyayi Gusti Agung Pasek Gelgel di Desa Gelgel. Pasek Gelgel Songan adalah Keturunan dari Pernikahan Kyayi Gusti Agung Pasek Gelgel dengan Ni Luh Madri. Pungkusan Pasek Gelgel Songan dilatari dari Tempat Keturunan Beliau berdiam yaitu Desa Songan. Jadi Pungkusan ini dilatari nama Tempat atau Desa, karena Desa Songan adalah Desa Bali Kuna yang sangat tua yang sudah ada sejak tahun Saka 833 seperti tertulis dalam Prasasti Trunyan AI.

Pasek Gelgel Aan, Akah, Manduang, Sangkan Buana, Budaga, Pegatepan. Pernikahan Kyayi Gusti Agung Pasek Gelgel dengan Gadis dari Desa Gelgel menurunkan I Gusti Pasek Gelgel Aan, I Gusti Pasek Gelgel Akah, I Gusti Pasek Gelgel Manduang,I Gusti  Pasek Gelgel Sankan Buana, I Gusti Pasek Gelgel Budaga dan I Gusti Pasek Gelgel Pegatepan atau Enam Bersaudara. Saat I Gusti Pasek Gelgel Aan melakukan Perjalanan dengan Adik- adik Beliau, sampailah di Suatu Hutan  yang banyak tumbuh Pohon Aa, lama kelamaan Beliau menamakan Daerah itu dengan Desa Aan, Klungkung. Perjalanan melalui Daerah yang banyak Akar atau Akah, maka diberi nama Pungkusan Pasek Gelgel Akah. Sementara Pungkusan Pasek Gelgel Manduang, Pasek Gelgel Sangkan Buana, Pasek Gelgel Budaga dan Pasek Gelgel Pegatepan juga sangat erat hubungannya dengan nama Desa atau Banjar Beliau berdiam. 

Berikutnya adalah Pasek Sumerta. Pasek Semerta adalah Keturunan dari I Gusti Gelgel Aan. Pungkusan Pasek Sumerta dilatari dari migrasinya Keturunan Beliau  ke Desa Sumerta Badung ( Dulu Desa Sumerta termasuk wilayah Kabupaten Badung dengan Ibukotanya Denpasar ). 

Selanjutnya adalah Pasek Kubakal. Pasek Kubakal adalah keturunan Mpu Prateka. Pungkusan Pasek Kubakal berhubungan dengan nama Banjar yaitu Banjar Kubakal 

Pasek Kubayan Wongaya.

Pasek Kubayan Wongaya adalah Keturunan Ida Mpu Ragarunting. Pungkusan Pasek Kubayan Wongaya dilatari dari migrasinya ke Desa Wongaya

Pasek Gaduh

Pasek Gaduh Adalah Pungkusan yang merupakan Keturunan Ida Mpu Dangka. Pungkusan Pasek Gaduh erat kaitannya dengan nama Banjar yaitu Banjar Gaduh.

Pasek Selat Banjarangkan

Sejarah keberadaan Pasek Selat Banjarangkan bermula dari Perpindahan Penduduk dari daerah Banjarangkan Ketewel Kecamatan Sukawati Gianyar tahun Saka 1541. Dahulu wilayah Desa Banjarangkan Klungkung merupakan areal hutan yang bernama hutan Tegal Wangi, merupakan wilayah kerajaan Klungkung. Sekelompok masyarakat dari Banjarangkan Gianyar menuju ke arah timur menghadap Raja Klungkung memohon perkenan Beliau untuk memberikan tempat pemukiman. Oleh Raja dianugrahi tempat di hutan Tegal Wangi yang terletak di sebelah selatan Desa Tusan disertai dengan pengikut sebanyak 150 orang. Pada areal hutan yang cukup angker itu mereka membangun pemukiman. Kemudian mereka membentuk banjar, yaitu di sebelah selatan dibentuk Banjar Selat dipimpin oleh I Pasek Selat dan di sebelah utara semula ada dua banjar yaitu banjar samping dan banjar nesa yang dipimpin oleh I Gede Bendesa. Kemudian kedua banjar melebur menjadi satu yaitu Banjar Nesa. Mengingat asal mula mereka dari Banjarangkan dan dengan bertambahnya penduduk serta hadirnya kelompok-kelompok masyarakat lain maka nama Banjarangkan statusnya meningkat menjadi nama desa yaitu Desa Banjarankan.

Tentu masih banyak lagi Pungkusan Pasek yang lain yang merupakan Keturunan Sang Sapta Rai. Pungkusan Pasek sangat banyak menggunakan nama daerah atau Desa dan terkadang ada Orang yang tidak tahu Keturunan dari Pasek Sanak Sapta Rsi yang mana. Sebaiknya Para Penglingsir memberitahukan Anak Cucu Pungkusan secara lengkap dan bukan hanya Pasek disertai nama Daerah atau Desa saja. Dan juga ditulis secara lengkap di Prasasti yang biasanya ditempatkan di Depan Pura Dadia atau Sanggah Gede, supaya memudahkan menemukan Dadia Agung atau Kawitan. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arya Belog.

Pasek Gelgel.

Sri Arya Karang Buncing.